Merendahlah kau dari peraduanmu.
Semilir angin di taman, bunga-bunga.
Matamu melirik sesekali dan aku tertarik.
Kau terlalu jauh dalam angan.
Aku ingin menyerumput kopi dalam kesan
Dan kau memaniskan rasa, itu senyummu.
Selepas beberapa kepakan sayap
Kau semakin terbatas mata
Lalu dimana lagi aku mencari
Segelas air mata kusiapkan demi memintal senyummu
Beberapa debar tatkala bayangan wajahmu menghampiri
Semakin kudekati kau lagi-lagi hanya melempar senyum dan berpaling
Terbang jauh....
Kau menciptakan rumit dalam cerita
Serasa kau meletakkan pistol di atas kepala, mengancamku lalu mematikan asa
Saya butuh perangkap lalu menjebak batinmu
Aku bukan pendekar yang hebat dalam laga
Jangan mengancamku lewat pikiran
Deretan resah terlalu menyiksa
Aku sedang tidak baik-baik saja bukan hati ini, pikiranku yang terlalu lama kau curi.
Berhentilah melangit
Sesengit apapun caraku menangkapmu
Kau tak akan tersakiti
Sebab kau adalah cawan
Kutuangkan peluk, biar kau tenang
Bersandarlah...
Semilir angin di taman, bunga-bunga.
Matamu melirik sesekali dan aku tertarik.
Kau terlalu jauh dalam angan.
Aku ingin menyerumput kopi dalam kesan
Dan kau memaniskan rasa, itu senyummu.
Selepas beberapa kepakan sayap
Kau semakin terbatas mata
Lalu dimana lagi aku mencari
Segelas air mata kusiapkan demi memintal senyummu
Beberapa debar tatkala bayangan wajahmu menghampiri
Semakin kudekati kau lagi-lagi hanya melempar senyum dan berpaling
Terbang jauh....
Ilustrasi (Foto : Google Search) |
Kau menciptakan rumit dalam cerita
Serasa kau meletakkan pistol di atas kepala, mengancamku lalu mematikan asa
Saya butuh perangkap lalu menjebak batinmu
Aku bukan pendekar yang hebat dalam laga
Jangan mengancamku lewat pikiran
Deretan resah terlalu menyiksa
Aku sedang tidak baik-baik saja bukan hati ini, pikiranku yang terlalu lama kau curi.
Berhentilah melangit
Sesengit apapun caraku menangkapmu
Kau tak akan tersakiti
Sebab kau adalah cawan
Kutuangkan peluk, biar kau tenang
Bersandarlah...
***Asri Ismail (03/07/2015)