Membagi Mie. sambil menikmati OL, kami makan bersama-sama. |
Saya sebenarnya, ingin bercerita tentang di
kesubuhan ini (sambil melihat jam Hp yang menunjukkan pukul 03.33), sebuah tempat
baru yang masih berkisar jam-an dibentuk. Saya juga kaget, ketika saya menginjakkan
kaki di redaksi tepat pukul 03.00 dini hari, saat itu saya baru saja
meninggalkan Istanaku (baca : kamar kosku). Tempat itu sepintas mirip dengan warkop yang
sering dijadikan tempat nongkrong para penggiat malam.
Di pojok redaksi kami itulah, terbangun warkop (katanya,
warkop Profesi), saya mencoba mendekati dua orang teman saya yang sedang
asik-asiknya membicarakan perkembangan divisi online sambil jari-jari dengan
lincahnya mengetik di laptop. Saya berlari masuk ke redaksi, tujuannya
mengambil tas yang berisikan laptop untuk ikut mencicipi warkop baru kami.
Dua batang rokok yang saya beli di warung tadi saat
dalam perjalan menuju redaksi, saya bagi ke salah satu teman saya. Berikut dua
bungkus kopi yang juga saya beli di warung yang sama, sebagai suguhan yang siap
menemaniku bersama kedua temanku itu. Lalu, saya membuka laptop menelusuri
sejumlah alamat website dan jejaring sosial yang sudah menjadi kebiasaan saya.
Sejumlah kertas koran kadaluarsa dijadikan sebagai
pelapis dari kursi dan meja yang basah itu. Tempat itu memang tidak terkesan
mewah, atapnya saja kami gunakan spanduk bekas kegiatan.
Itu sepenggal cerita yang bisa saya tulisan malam ini, disaat saya mencoba malawan rasa kantuk. Aku merasa bangga, bisa melewat malam
mini ditengah redupnya bola lampu yang menghiasi kami di warkop ala LPPM
Profesi, seuntai cerita masih bisa saya ukir. Sekaligus, sebagai obat pengawet
mata lelah.
Meski baru perdana, saya sudah merasa klop dengan
tempat ini. Hening, sunyi, sepi, seolah melebur dengan keindahan bunyi jangkrik
mengiringi malam yang bakal berlalu.
Saya menamakan tempat ini sebagai warkop masa
depan. Tentunya dengan berharap kelak tempat itu tidak hanya sekadar menjadi
tempat online tapi juga tempat kami membuat diskusi semut, membicarakan hal-hal
terkait perkembangan organisasi kami ini.
Warkop masa depan ini, saya menjiprakan harapan
nantinya akan melahirkan orang-orang hebat. Orang-orang yang mampu berinovasi sebagai
hasil kerativitas yang ditemukan lewat pergulatan diskusi yang nantinya kerap
jadi budaya kami.
Oh ya sebelum saya mengakhiri tulisan ini, kami
makan bersama indomie goreng hasil racikan teman saya…
Warkop masa depan….
Asri ismail, 26 Januari 2013.