Friday 3 July 2015

Perempuan di Atas Langit

Merendahlah kau dari peraduanmu.
 Semilir angin di taman, bunga-bunga. 
Matamu melirik sesekali dan aku tertarik. 
Kau terlalu jauh dalam angan.
 Aku ingin menyerumput kopi dalam kesan
 Dan kau memaniskan rasa, itu senyummu.

Selepas beberapa kepakan sayap 

Kau semakin terbatas mata 
Lalu dimana lagi aku mencari 
Segelas air mata kusiapkan demi memintal senyummu

Beberapa debar tatkala bayangan wajahmu menghampiri 

Semakin kudekati kau lagi-lagi hanya melempar senyum dan berpaling
Terbang jauh....

Ilustrasi (Foto : Google Search)

Kau menciptakan rumit dalam cerita 

Serasa kau meletakkan pistol di atas kepala, mengancamku lalu mematikan asa
 Saya butuh perangkap lalu menjebak batinmu

Aku bukan pendekar yang hebat dalam laga 

Jangan mengancamku lewat pikiran 
Deretan resah terlalu menyiksa 
Aku sedang tidak baik-baik saja bukan hati ini, pikiranku yang terlalu lama kau curi.

Berhentilah melangit

 Sesengit apapun caraku menangkapmu
 Kau tak akan tersakiti 
Sebab kau adalah cawan 
Kutuangkan peluk, biar kau tenang
 Bersandarlah...


 ***Asri Ismail (03/07/2015)

Comments
0 Comments

No comments:

Entitas dari cerita itu lahir dari perenungan atas ide dan bahasa mewadahi perlakuannya. Menulislah...