Bentang tarik merona jinggamu.
Pada kerinduan yang
memulai hadirnya.
Fase ini, untuk kesekian kalinya aku menanti.
Tak ada jarak, kita
hanya berada di persimpangan.
Petang menyulam rindu, tentang senyum itu yang menantang.
Siang tadi, kita masih sama.
Berjalan, dan berpisah sesaat kemudian.
Sebelum
tenggelam ada uraian cerita. Banyak hal.
Termasuk pelukan merekat.
Dari sudut tembok, senja menawari ruang.
Kataku, kenapa
belum tuntas.
Seputar langit yang sebentar lagi menyudahi siang.
Pergi
meninggalkan permisi.
Cukup tahu, rona itu menyimpan sejuta rasa.
Aku berlabel
rindu dari sekian sajiannya.
Petang datang, malam menunggu antrian.
Cibiran
bermulut-mulut mungkin akan berakhir, sepertinya.
Kesepian, selamat datang.
**Asri Ismail