Monday, 25 February 2013

Namanya KKN Terpadu



Rasanya ingin berteriak, karena bahagia ketika salah satu program mata kuliah yang sempat saya tunda satu semester ini akhirnya terlaksana juga, walau saya sadari banyak kerikil yang mesti saya pendam rasa sakitnya demi untuk melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini.  Tapi sudahlah, ini sudah terlanjur basah namanya, apapun terjadi kali ini saya akan menuntaskan mata kuliah ini. Mengabdi kepada masyarakat demi mengamplikasikan apa yang telah saya dapat di bangku kuliah.
Istirahat di tengah perjalanan panjang menuju Posko

Tahun ini  saya memilih program KKN terpadu, program tersebut salah satu bentuk integrasi yakni menyatukan KKN dengan PPL alias mengajar juga di sekolah. Sekitar tiga bulan lamanya saya di tempatkan disana.

Oh ya, saya di tempatkan di kelurahan Bila, Kecamatan Lalabata, Kabupaten Soppeng. Tempat ini sekitar 200 km dari Kota Makassar. Disinilah saya di bakal menetap, bersama teman-teman satu posko saya. Rasanya, begitu berat meninggalkan Kota Daeng selama itu, bukannya apanya saya punya tanggungjawab besar disana. Namun, saya harus mampu mengambil keputusan. Dan keputusan saya pun rasanya sudah bulat yakni melaksanakan tugas akademik yang satu ini.

Tepat tanggal 20 Februari kemarin, saya pun berangkat di lokasi KKN. Dengan menumpangi mobil bus putih yang kata pak sopir memang sudah langganan kampus UNM setiap dilaksanakan program pengabdian masyarakat ini. Bersama ke 20 teman-teman yang kebetulan satu posko dengan saya.

Wajah-wajah mereka pun masih tampak asing di mata saya. Hanya ada beberapa orang yang saya kenal. Tapi, satu hal yang pasti perlahan-lahan walau masih di dalam mobil kami sudah mulai saling kenal, sesekali saling bercanda. Meski, masih bermodal sotta…..hehehehe

Makan with teman2 posko
Lima jam dalam perjalanan, kami pun tiba di tempat yang saya cerita sebelumnya. Sebuah lapangan namanya lapangan Gasis yang terletak tepat di jantung kota Soppeng. Kota ini kerap dipanggil sebagai kota kalong, kalau teman-teman datang ke tempat ini (Soppeng, red) bakal melihat ribuan kalong bergelantungan di pohon pinggiran kota.

Lalu, sejurus kemudian sejumlah mobil milik para guru SMAN 2 Watansoppeng datang menjemput kami di lapangan itu. Kami pun menaikki mobil itu, sebanyak 7 mobil didatangkan untuk kami tumpangi menuju posko yang telah disiapkan. Oh ya di sekolah tempat guru-guru itu pula-lah nanti kami mengajar.

Hanya berselang beberapa menit kami pun tiba di Posko, dan terima langsung oleh Ibu posko.Bersama keluarganya mereka begitu ramah menyambut kami. Kami disediakan 2 kamar untuk kami pakai menginap selama kami disini, satu kamar untuk 9 cowok dan kamar satu-nya untuk 11 cewek, tapi tentunya kapasitasnya beda. Sekedar diketahui, posko yang kami tempati itu sudah tiga angkatan yang pernah menempatinya. Secara pribadi, saya senang tinggal di posko ini, walau baru 4 hari sih hehehe…

Saat ini saya masih saja mencoba beradaptasi diantara teman-teman sejawad ini, meski rasanya kami sudah akrab satu sama lain.
Bersambung……

Asri_Ismail




Comments
2 Comments

2 comments:

Entitas dari cerita itu lahir dari perenungan atas ide dan bahasa mewadahi perlakuannya. Menulislah...