Rasanya ingin berteriak, karena bahagia ketika
salah satu program mata kuliah yang sempat saya tunda satu semester ini
akhirnya terlaksana juga, walau saya sadari banyak kerikil yang mesti saya
pendam rasa sakitnya demi untuk melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini. Tapi sudahlah, ini sudah terlanjur basah
namanya, apapun terjadi kali ini saya akan menuntaskan mata kuliah ini. Mengabdi
kepada masyarakat demi mengamplikasikan apa yang telah saya dapat di bangku
kuliah.
![]() |
Istirahat di tengah perjalanan panjang menuju Posko |
Tahun ini
saya memilih program KKN terpadu, program tersebut salah satu bentuk
integrasi yakni menyatukan KKN dengan PPL alias mengajar juga di sekolah. Sekitar
tiga bulan lamanya saya di tempatkan disana.
Oh ya, saya di tempatkan di kelurahan Bila, Kecamatan
Lalabata, Kabupaten Soppeng. Tempat ini sekitar 200 km dari Kota Makassar. Disinilah
saya di bakal menetap, bersama teman-teman satu posko saya. Rasanya, begitu
berat meninggalkan Kota Daeng selama itu, bukannya apanya saya punya
tanggungjawab besar disana. Namun, saya harus mampu mengambil keputusan. Dan
keputusan saya pun rasanya sudah bulat yakni melaksanakan tugas akademik yang
satu ini.
Tepat tanggal 20 Februari kemarin, saya pun
berangkat di lokasi KKN. Dengan menumpangi mobil bus putih yang kata pak sopir
memang sudah langganan kampus UNM setiap dilaksanakan program pengabdian
masyarakat ini. Bersama ke 20 teman-teman yang kebetulan satu posko dengan
saya.
Wajah-wajah mereka pun masih tampak asing di mata
saya. Hanya ada beberapa orang yang saya kenal. Tapi, satu hal yang pasti
perlahan-lahan walau masih di dalam mobil kami sudah mulai saling kenal,
sesekali saling bercanda. Meski, masih bermodal sotta…..hehehehe
![]() |
Makan with teman2 posko |
Lima jam dalam perjalanan, kami pun tiba di tempat
yang saya cerita sebelumnya. Sebuah lapangan namanya lapangan Gasis yang
terletak tepat di jantung kota Soppeng. Kota ini kerap dipanggil sebagai kota
kalong, kalau teman-teman datang ke tempat ini (Soppeng, red) bakal melihat
ribuan kalong bergelantungan di pohon pinggiran kota.
Lalu, sejurus kemudian sejumlah mobil milik para
guru SMAN 2 Watansoppeng datang menjemput kami di lapangan itu. Kami pun
menaikki mobil itu, sebanyak 7 mobil didatangkan untuk kami tumpangi menuju
posko yang telah disiapkan. Oh ya di sekolah tempat guru-guru itu pula-lah
nanti kami mengajar.
Hanya berselang beberapa menit kami pun tiba di
Posko, dan terima langsung oleh Ibu posko.Bersama keluarganya mereka begitu
ramah menyambut kami. Kami disediakan 2 kamar untuk kami pakai menginap selama
kami disini, satu kamar untuk 9 cowok dan kamar satu-nya untuk 11 cewek, tapi
tentunya kapasitasnya beda. Sekedar diketahui, posko yang kami tempati itu
sudah tiga angkatan yang pernah menempatinya. Secara pribadi, saya senang
tinggal di posko ini, walau baru 4 hari sih hehehe…
Saat ini saya masih saja mencoba beradaptasi
diantara teman-teman sejawad ini, meski rasanya kami sudah akrab satu sama
lain.
Bersambung……
Asri_Ismail