Wednesday, 27 February 2013

Sajak-sajak Itu Menggodaku

Inter.
Puisi hari ini, 27 Februari 2013

Sajak Itu Menggodaku


Puisi hari ini, 27 Februari 2013

Sajak Itu Menggodaku

Kumandang adzan di masjid masih saja mencoba mengetuk hatiku
Tapi, aku tak jua bergegas, aku masih saja pasrah dengan kenikmatan ketenanganku
Diantara riuh bunyi petikan gitar yang dimanjakan jemari-jemari yang tak mampu bersajak.

Lalulalang orang-orang sekamarku, perbincangan yang sudah tak asing lagi mencerca telingaku, aku masih saja diam. Hanya gumang hati yang kadang menggeruti batinku.

Sebuah kasur berwarna kemerahan bermesraan dengan kasur biru itu..
lalu setumpuk bantal ikut nimbrung mengamati kisah asmara mereka.

Aku..masih saja mencoba mengobati lelah yang tertimbung dari pergulatan siang tadi
di kasur itu, aku mengusik ketenangannya, imajinasiku melayang tinggi hingga logikapun terbantahkan.

Tuhan, jika ada kata diatas kata maaf…biarkan aku menasbihkannya
Aku terlalu sering mengabaikan suara bibir-Mu
Menutup telinga ini dengan pikiran Schorates

Buku bersampul hitam, entah berapa jam sudah berada dalam pelukan kedua tanganku
“Lelaki Idaman para Bidadari” klausa yang kunamakan judul berhamburan di muka buku hitam yang terjamah tangan ini.

Ah, ternyata kekuatan tulisan ini telah memercikkan doktrin
pikiranku kembali melayang, mematuk-matuk barisan kalimat yang berjejeran
terlibas lagi fisik, lelah pun kembali tertuang

Kau buka baju, hingga tak sehelai pun terpakai di hadapan kedua mata ini
kau pun tidak mencoba merangsang nafsu
bahkan, bagiku kau tidak seksi
sebab kau hanya lah kumpulan dari hasil olahan otak Dia

Hanya saja, kau telah berhasil menelanjangi pikiran
Hingga memasung raga-ku

Tuhan, aku digoda oleh sajak-sajak buku ini..
Maghrib-Mu, aku abaikan lagi…( Asri_Ismail)

Posko KKN-PPL, Kec. Lalabata, Soppeng (27/2)
Perut pun Memarahiku

Setumpuk ativitas hari ini memaksaku menuliskan deretan sejarahnya
aku tengkurap diatara hingar bingar gelak tawa
Laptop itu mendekap dalam sorot mataku

Ah…baru satu halaman tertuang kata-kata tak bertuan ini
aku bingung, berapa peragraf lagi mesti aku lukiskan setiap lariknya
Aku coba lagi menyalakan korek dan membakar sebatang rokok yang terjepit di bibir
sesekali aku menghembuskan asap-asapnya

Nikmatnya, malam menaruh sepi yang terbuai kerinduan hening
Tiba-tiba puntung rokok itu terbakar
habis lagi sebatang terhisap

Tulisan aku lanjutkan dengan sajian yang bermenu kegelisahan
jari-jariku menari-nari diatas keyboard
bait demi bait mulai berlarian membentuk kalimat
Suara-suara drama yang bermain di laptop sebelah membantuku menelusuri gemerlapnya

Malam, berbisik bahwa aku lupa menafkahi perutku
aku baru sadar, ternyata hari ini aku egois
hanya otak aku yang kuselimuti dengan makanan-makanan ilmu

Perut pun memarahiku….( Asri_Ismail )

Posko KKN-PPL, Soppeng (27/2)

Gurindam-kan Materi Kuno

Rasanya aku selalu saja mengutuk kegelapan
Sementara mengabdi pada malam adalah pekerjaan keseharianku
begitu tololnya diri ini

Tadi pagi, ada empat kelas tempatku berbagi ilmu
enam jam aku bercuap-cuap dihadapan penghuni kelas itu
enam indra yang kumiliki sepertinya merasakan kelelahan

Gurindam…

materi itu terpaparkan, terdengarkan dan terpahami, mungkin saja.
keyakinanku buram pada pengabdianku hari ini
kejelasan senyum lebar mereka meronakan warna
dimana korelasi kalimat ini? Aku masih bertanya-tanya akan itu ha..ha..

Karya sastra melayu klasik
bersajak AA
berisi nasihat
terdiri atas dua baris/larik
baris pertama berupa sebab
baris kedua berisi akibat

Itu karakteristik gurindam, katanya..
lantas, buat apa saya menggurui pelajaran itu
ini bukan permintaan rekayasa kisah klasik

Pantun, talibun, syair, mantra adalah bagian sahabat-sahabat karya kuno ini
aku benci belajar dan mengajarkannya..
aku hanya butuh kebebasan
tanpa terikat syarat apapun

ya..sudahlah…(Asri_Ismail)

Posko KKN-PPL, Soppeng (27/2)

Comments
0 Comments

No comments:

Entitas dari cerita itu lahir dari perenungan atas ide dan bahasa mewadahi perlakuannya. Menulislah...