![]() |
Tidur. (Sumber Fhoto : Google Search) |
Mungkin sebagian orang memandang begadang itu
adalah pekerjaan orang konyol. Pekerjaan yang hanya menyiksa diri, sebab dalam
proses begadang itu ada perlawanan terhadap rasa ngantuk.
Semula, saya begitu berat melewati kebiasaan saya
untuk tidak tidur di malam hari. Apalagi, saya tipe orang yang tergolong
manusia-manusia yang punya jadwal tidur banyak.
Namun, ketika saya bergabung di
sebuah lembaga yang mengharuskan bekerja di malam hari, disitulah saya perlahan-lahan
mengubah pola hidup saya. Lembaga itu berorientasi pada bidang jurnalistik.
Kita semua tahu, orang-orang yang bekerja di dunia
jurnalistik adalah orang-orang yang kuat untuk menahan rasa kantuk. Sebab, ia
baru aktif bekerja, ketika semua orang tidur terlelap. Ketika semua orang
sedang asik dengan mimpi-mimpi indahnya.
Sebenarnya begadang itu indah, kita bisa menikmati
malam tanpa ada gangguan apapun. Menyaksikan sunyinya sebuah kegelapan, dan
melengok keheningan.
Teman-teman seProfesi saya, juga merasakan
demikian. Rasanya, begadang itu sudah menjadi rutinitas kami. Setiap malam,
jadwal tidur kami di bawah pukul 02.00 dini hari. Kami menghabiskan malam itu
pun dengan berbagai kegiatan, entah itu kami menulis berita, ataukah berkumpul
divsebuah tempat dengan mengisinya jiprakan canda, hingga berdiskusi, sehingga
malam itu tak terasa berganti dengan pagi.
Biasa juga, kami “melahap malam” itu di Warkop. Dengan
ditemani secangkir kopi dan sebungkus rokok saya pikir sudah cukup menemani
kami begadang.
Tak ada salah orang begadang, selama dalam begadang
itu ada proses edukasi yang tercipta. Entah itu, bermula dari diskusi-diskusi
semut yang kita lakukan ataukah dengan membaca sejumlah artikel yang ada di
Warkop.
Apalagi, kami bagi awak pers yang wajib memiliki
pengetahuan yang update. Maka, sudah
sepantasnya kita memakai malam itu untuk belajar, tidak hanya sekadar
mempelajari apa yang ada di bangku kuliah. Sebab, sampai saat ini jika
mahasiswa hanya mengandalkan pengetahuannya pada ruang kelas, maka akan
tertinggal dengan sendiri-nya oleh zaman. Maka dari itu diperlukan dimensi lagi
untuk penunjang ilmu kita.
Menjadi pers mahasiswa itu menyenangkan, selain
kita tidak pernah ketinggalan informasi, terutama terkait kampus. Kita juga
mampu belajar banyak tentang dunia
kewartawanan yang sesungguhnya, Semoga saja, Rhoma mengubah lirik lagunya-nya
bahwa begadang itu penting.
_Asri Ismail, pagi 6 Januari 2013