Sebenarnya perjalanan saya ke Daerah Bulukumba
sudah beberapa kali, namun biasanya saya jarang menyempatkan diri untuk
mengunjungi objek wisata andalan dari daerah itu. Saya pribadi tidak pernah
merasa bosan menikmati sajian yang ada di area yang menyediakan pasir putih di
pinggir pantai.
Dengan warna air laut yang biru, tampak ombak yang
berkejar-kejaran hingga berhamburan di pinggir laut, dengan desirannya yang
seolah-olah mengeluarkan musik yang berharmoni, menarik perasaan terhanyut
dibuatnya. Saya tidak tahu, kenapa ketika berada disana saya seakan lupa akan
masalah yang saya hadapi.
Mungkin ada yang belum pernah dengar namanya atau
hanya sekadar tahu pantai itu tapi belum berkunjung?, saya perkenalkan dulu ya,
Tanjung Bira itu salah satu kawasan wisata laut milik Kabupaten Bulukumba yang
ada di Sulawesi-Selatan.
Di hari libur, kawasan itu selalu dipenuhi dengan
wisatawan, baik lokal hingga mancanegara. Daya tarik pantai inilah mungkin yang
menarik sejumlah wisatawan menimakti hari bebasnya dari sebuah pekerjaan, entah
itu bebas dari pekerjaannya sebagai
pelajar atau pun sebagai pekerja kantoran.
Tak hanya itu, para wisatawan juga bisa belanja
untuk ole-ole dari Pantai Tanjung Bira, sepanjang jalan dalam kawasan itu
memang banyak penjual berjejaran. Tiap hari, memang para penjual menjajalkan
barang jualnya disana. Mungkin saja, ini merupakan salah satu sumber
penghasilan orang-orang yang tinggal disekitar area itu.

Oh ya, sebagai bukti kepopuleran tempat wisata ini,
sebagian dari wisatawan mancanegara malah lebih banyak menghabiskan waktu
liburnya disana. Bahkan, dari Eropa juga banyak berdatangan.
Walau saya belum pernah menikmatiBali secara
langsung saya berani bilang, Tanjung biara itu adalah Bali versi Sulsel.
Hehehe…
Oh ya, kemarin (24/12) saya bersama teman-teman dari
PROFESI, coba hadir lagi menikmati keindahan pantai itu. Kami menghabiskan hari
kami disana hingga maghrib tiba. Satu hal yang saya syukuri, saya malah bertemu
dengan wisatawan asing asal Inggris, dia mengaku namanya Peter Laud, kalau saya
taksir umurnya kira-kira 50 tahun-an. Kami pun, tak mau menyianyiakan
kesempatan itu, saya dan beberapa teman saya berfose bareng dengan dia.
Peter laud, adalah seorang perantau yang sudah datang
ke Indonesia sejak 7 tahun lalu. Hobinya memang melancong dengan mengelilingi
daerah-daerah strategis yang ada di Indonesia.Kebiasaan lainnya untuk menunjang
hobinya, ya dia selalu mengabadikan momen dalam setiap perjalanannya dan
pastinya ditemani kamera pribadi miliknya, dia ahli IT juga loh, itu
katanya…hehehehe
Saya senang bisa bertemu dengan bule itu, meski
saya pribadi masih terbata-bata berbahasa Inggris dengannya, untungnya ada
beberapa teman saya fasih berbahasa Inggris, jadi pertemuan kami tidak terkesan
kaku. Lagi pula, dia sudah sedikit mengetahui kosakata bahasa Indonesia.
Saya baru sadar, belajar bahasa Inggris secara
praktis, akan lebih muda dipahami dibanding secara formal. Saya dengan salah
satu teman saya, ya “sambil menyelam minum air”, disamping punya kenalan baru
orang bule, juga bisa belajar bahasa inggris dengannya. Sekira 3 Jam kami
bersama bule itu, kami juga bersama berjalan-jalan menyuri pantai sambil
menyaksikan orang-orang disekitar pantai dengan beragam aktivitasnya. Ada yang
lagi menaiki Banana Boat, main pasir, main bola, hingga berkejar-kejar
dipinggir pantai, ada juga yang hanya diam melihat pantai dan orang-orang yang
ada disana.
Sayangnya, Peter laud, mengaku tidak punya agama.
Dia secara terang-terangan tidak memercayai akan adanya Tuhan. “Where is your
God?,” seperti itu petikan kata yang saya tangkap dari dia. Katanya, yang dia
percayai, hanyalah apa yang dia lihat, rasakan dan apa yang dia dengar.
Tapi ya sudahlah, pokonya hari itu aku tidak hanya
menimakmati pantai Tanjung Bira tapi dapat ilmu juga dari Bule yang bernama
Peter Laud itu.
_Asri Ismail (In education room, LPPM Profesi)